Klopp Ungkap Pernah Tolak Manchester United pada 2013

Klopp Ungkap Pernah Tolak Manchester United pada 2013 – Jurgen Klopp dikenal sebagai salah satu pelatih paling sukses dan berkarakter kuat dalam dunia sepak bola modern. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa sebelum bergabung dengan Liverpool, Klopp pernah mendapat tawaran besar dari Manchester United pada tahun 2013 — dan ia menolaknya. Pengakuan ini kembali mencuat dalam wawancara yang ia lakukan beberapa waktu lalu, memperlihatkan bagaimana keputusan itu menjadi salah satu titik penting dalam perjalanan kariernya.

Pada tahun 2013, Manchester United tengah mengalami masa transisi besar setelah Sir Alex Ferguson memutuskan pensiun. Klub legendaris Inggris itu membutuhkan sosok pelatih baru yang bisa melanjutkan kejayaan mereka di Liga Inggris dan Eropa. Nama Jurgen Klopp, yang saat itu sukses besar bersama Borussia Dortmund di Bundesliga, menjadi salah satu kandidat utama.

Di bawah asuhannya, Dortmund tampil luar biasa. Klopp berhasil membawa klub itu menjuarai Bundesliga dua kali berturut-turut (2010–2011 dan 2011–2012) serta mencapai final Liga Champions 2013 melawan Bayern Munich. Dengan gaya permainan cepat, pressing ketat, dan semangat tinggi yang disebut “gegenpressing”, Klopp dianggap sebagai pelatih yang mampu membangkitkan semangat tim manapun — termasuk Manchester United yang saat itu butuh penyegaran.

Namun, ketika perwakilan Manchester United mendekatinya, Klopp menolak tawaran tersebut. Ia mengatakan bahwa saat itu ia masih sangat fokus pada proyek besar yang sedang ia bangun di Dortmund. Klopp merasa belum waktunya meninggalkan tim yang telah ia bentuk dengan penuh dedikasi dan energi.

“Manchester United adalah klub besar, mungkin salah satu yang terbesar di dunia. Tapi saya merasa waktu itu bukan saat yang tepat untuk pergi. Saya masih punya pekerjaan di Dortmund, dan hati saya masih di sana,” ujar Klopp dalam wawancara retrospektifnya.

Keputusan ini membuat Manchester United kemudian memilih David Moyes sebagai pengganti Sir Alex Ferguson. Namun, hasilnya tidak berjalan sesuai harapan, dan Moyes hanya bertahan kurang dari satu musim.


Fokus pada Dortmund dan Jalan Menuju Liverpool

Penolakan Klopp terhadap Manchester United ternyata bukan langkah yang salah. Ia tetap bertahan di Borussia Dortmund hingga tahun 2015 dan terus memperlihatkan dedikasi luar biasa, meski klub sempat mengalami penurunan performa. Meskipun kehilangan beberapa pemain kunci seperti Mario Götze dan Robert Lewandowski ke Bayern Munich, Klopp tetap mempertahankan karakter permainan timnya yang penuh semangat dan menekankan kerja sama.

Setelah tujuh tahun bersama Dortmund, Klopp akhirnya memutuskan untuk istirahat sejenak dari dunia kepelatihan. Namun, tak butuh waktu lama hingga klub besar lainnya datang mengetuk pintu — kali ini Liverpool. Pada tahun 2015, Klopp resmi menjadi manajer Liverpool, menggantikan Brendan Rodgers.

Menariknya, Klopp mengakui bahwa keputusan menolak Manchester United pada 2013 membuatnya bisa memilih tim yang lebih sesuai dengan kepribadiannya. Dalam pandangannya, Liverpool adalah klub dengan filosofi dan semangat yang lebih mirip dengan dirinya — klub yang mengedepankan kerja keras, kedekatan dengan suporter, dan semangat pantang menyerah.

“Ketika saya berbicara dengan petinggi Liverpool, saya merasa klik sejak awal. Filosofi klub ini tentang kerja keras dan kebersamaan terasa sangat cocok dengan cara saya melihat sepak bola,” ungkap Klopp.

Keputusan itu terbukti tepat. Bersama Liverpool, Klopp berhasil membawa perubahan besar. Ia membangun tim yang solid dengan gaya bermain menyerang dan menekan lawan sejak awal pertandingan. Di bawah asuhannya, Liverpool meraih banyak kesuksesan, di antaranya:

  • Juara Liga Champions 2018–2019

  • Juara Liga Inggris 2019–2020 (gelar liga pertama Liverpool setelah 30 tahun)

  • Juara Piala Dunia Antarklub 2019

  • Juara Piala FA dan Piala Liga Inggris dalam musim-musim berikutnya

Kesuksesan itu membuat banyak penggemar sepak bola berandai-andai: bagaimana jadinya jika Klopp menerima tawaran Manchester United pada 2013? Mungkin sejarah Premier League akan berjalan sangat berbeda. Namun, bagi Klopp, keputusan yang ia ambil adalah soal kesetiaan dan waktu yang tepat. Ia tidak ingin meninggalkan timnya di tengah jalan hanya karena tawaran besar datang.

“Dalam hidup, bukan hanya tentang kesempatan yang datang, tapi juga tentang apakah kita siap menerimanya. Saya menolak Manchester United bukan karena saya tidak menghormati mereka, tetapi karena saya merasa masih punya misi di Dortmund,” jelasnya.


Kesimpulan

Kisah Jurgen Klopp yang menolak tawaran Manchester United pada 2013 menjadi contoh nyata tentang pentingnya kesetiaan, prinsip, dan intuisi dalam mengambil keputusan. Di saat banyak pelatih mungkin tergoda oleh reputasi dan kekayaan klub sebesar United, Klopp memilih untuk tetap setia pada proyek yang telah ia mulai di Dortmund.

Keputusan itu ternyata membuka jalan menuju sesuatu yang lebih besar. Tiga tahun kemudian, Klopp menemukan tempat yang benar-benar cocok baginya — Liverpool, klub yang kemudian ia ubah menjadi salah satu tim terbaik di dunia. Di sana, ia bukan hanya membangun tim juara, tetapi juga membangun ikatan kuat antara pemain, klub, dan penggemar.

Kini, setelah bertahun-tahun berlalu, Klopp tetap dikenang sebagai pelatih dengan integritas tinggi. Ia membuktikan bahwa kesuksesan sejati tidak selalu datang dari mengikuti tawaran besar, tetapi dari kesetiaan pada nilai-nilai dan visi yang diyakini.

Jika saja Klopp menerima tawaran Manchester United pada 2013, mungkin sejarah sepak bola Inggris akan berbeda. Namun, dunia sepak bola justru bersyukur atas keputusannya, karena dari situlah lahir kisah luar biasa tentang Liverpool yang kembali berjaya di bawah kepemimpinan Jurgen Klopp — sang pelatih yang tahu kapan harus berkata “tidak” demi sesuatu yang lebih besar di masa depan.

Scroll to Top